sabahmap150px.jpgSaya baru kembali dari Sabah lagi atas undangan dari sebuah college di KK, short for Kota Kinabalu. Seperti biasanya saya selalu mencari tahu apa perkembangan kebijakan pendidikan di KK dan Malaysia umumnya. Ada beberapa hal yang saya peroleh yaitu:

  1. Malaysia terus berusaha untuk menarik PT ternama di dunia, terutama dari Inggris dan Australia, untuk membuka cabangnya. Saat ini sudah beberapa PT terkenal membuka cabangnya di Malaysia, seperti : Swinburne, Curtin, Monash, Stamford, dan Nottingham. Tujuannya adalah untuk menjadikan Malaysia sebagai pusat pendidikan di Asia Pasifik dan juga untuk mengurangi drasnya arus keluar siswa Malaysia sendiri untuk studi ke luar negeri.

Salah sebuah perti asing yaitu Curtin University yang baru didirikan beberapa tahun yang lalu saat ini memiliki kampus yang sangat megah di Miri, Sarawak dan telah memiliki mahasiswa sebanyak 1700, dmina 300 orang adalah mahasiswa asing yang berdatangan dari berbagai negara baik itu dari Asia (Middle East, india, China, Indonesia, Brunei), Africa, dan bahkan dari Amerika. Kampus tersebut sangat megah dan berdiri di lahan seluas 300 hektar. Kampus ini memiliki standar pendidikan yang sama dengan pusatnya di Curtin Australia. Dosen-dosen mereka didatangkan dari berbagai negara dengan kualifikasi yang tinggi. Bahkan ujiannya dikirim dari Australia dan hasil ujiannya dikirim untuk diperiksa di Curtin Australia. Mereka sangat ketat dalam menetapkan standar kelulusan. Ada joke bagi mahasiswa Indonesia bahwa masuk Curtin Malaysia itu mudah tapi keluarnya (lulus dari Curtin) sulit.

Meski demikian, tidaklah mudah bagi universitas asing tersebut untuk membuka cabangnya karena LAN (Lembaga Akreditasi Negara)nya sangat ketat dalam menetapkan aturan bagi berdirinya kampus baru. Bahkan perti asing tersebut mengeluh tentang rumitnya dan ketatnya aturan tersebut. Saya melihatnya sebagai suatu hal yang positif dimana negara berusaha untuk menetapkan suatu standard pendidikan yang tinggi bagi siapapun, tidak terkecuali bagi perti asing yang telah memiliki nama besar.

  1. Pemerintah Malaysia berupaya untuk menarik ‘the best brains’ mereka untuk menjadi guru di masa depan. Salah satu caranya adalah dengan menjanjikan para lulusan terbaik tersebut untuk memperoleh pendidikan di luar negeri jika mereka ingin menjadi guru Matematika dan Sains kelak.
    Untuk itu pemerintah telah meluncurkan program ‘five-year degree programme “tailor-made” for top sijil Pelajaran
    Malaysia” yang berminat. Rencananya ,mereka akan menjaring 500 lulusan terbaik untuk dikirim ke Australia dan Inggris dalam lima tahun ini. Sebelum dikirim ke luar negeri mereka akan digembleng dulu dalam program Foundation selama setahun di perti lokal terpilih di seluruh negeri dan diikuti dengan program preparatory selama dua tahun di univ. terkemuka sebelum mereka diberangkatkan ke luar ngeri selama dua tahun untuk menyelesaikan master mereka. Dirjen Pendidikan Malaysia Tan Sri Abdul Rafie menyatakan bahwa angkatan pertama dari program ini menunjukkan hasil yang sangat baik. Mereka dipilih dari siswa-siswa yang memiliki nilai ujian dengan 7 dan 8 angka A. “We want only the best brains in the profession”, demikian katanya.
  2. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka Malaysia pada tahun ini telah menetapkan untuk memberi kursus kemahiran komputer pada 100.000 guru mereka selama 2 tahun. Mereka ingin agar semua guru mereka mengenal dan menggunakan komputer dalam tugas sehari-hari mereka. Seandainya saja Kaltim menetapkan hal yang sama pada 5000 guru mereka dan biaya kursusnya masing-masing membutuhkan Rp. 1.000.000,- maka biaya yang dikeluarkan untuk itu hanyalah Rp.5.000.000.000,- untuk 2 tahun. Suatu jumlah yang tidak terlalu besar demi peningkatan kualitas guru kita.
  3. semua guru akan diberi pelatihan mengenai kurikulum baru yang ditetapkan oleh pemerintah sampai semua kurikulum baru tersebut terlaksana seluruhnya. Jika saja kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang hendak kita terapkan pada tahun 2004 kita latihkan pada 5000 guru kita dengan biaya sama dengan diatas maka biayanya juga cuma 5 M. Tak banyak.
  4. Malaysia menetapkan semua guru Matematika, IPA dan Bahasa Inggris harus meningkatkan kemampuannya dengan pelatihan secara total. Jika ada 5000 guru dan biayanya Rp.2 juta/guru maka yang dkeluarkan hanyalah 10 M. Sedikit saja.
  5. Menjelang 2005, 75 % dosen di perguruan tinggi haruslah sudah bertitel Ph.D alias Doktor. Selain itu menjelang 2010, 100 % guru sekolah menengah dan 50 % guru SD harus bertitel S-1. Kalau ini entah berapa biayanya. Ini artinya guru-guru dan dosen harus sekolah lagi dan cutinya ditanggung oleh negara alias dibayar penuh. Memang berat bagi guru dan dosen untuk bersekolah lagi, tapi itu memang tuntutannya. Kalau tak mampu memenuhi persyaratan dengan bersekolah lagi ya silakan cari pekerjaan lain. Berapa sih gaji guru di Sabah ? Dari informasi, dosen S-1 fresh gajinya sekitar RM 1.500 atau sekitar 3 juta lebih. Setahun kemudian bisa naik menjadi RM 2.000 atau sekitar 4,2 juta rupiah. Cukup besar untuk ukuran kita tapi beban mengajar mereka juga cukup besar. Mereka harus mengajar 20 jam seminggu atau 80 jam sebulan. Dan ini jam riil 60 menit dan bukannya 45 menit. Bandingkan dengan dosen kita yang bebannya satu semester cuma 10 – 12 SKS sudah mengeluh.

Meanwhile, sementara itu, di Indonesia baru saja ditetapkan jatah sekian ratus guru yang akan dijadikan sebagai jatah guru PNS bagi berbagai daerah di Indonesia. Indonesia memang sangat kekurangan guru. Jadi kita belum bisa bicara tentang kualitas. Hik!

SD